Sejarah Freemason di Indonesia: Awas! Freemason di Indonesia Bisa Bangkit Kembali..!
Freemasonry (bahasa Inggris) atau Vrijmetselarij
(bahasa Belanda) adalah sebuah organisasi persaudaraan internasional.
Freemasonry pada zaman modern dimulai dengan berdirinya Grand Lodge di
London, Inggris pada tahun 1717.
Freemasonry (bahasa Inggris) atau Vrijmetselarij (bahasa Belanda)
adalah sebuah organisasi persaudaraan internasional. Freemasonry pada
zaman modern dimulai dengan berdirinya Grand Lodge di London, Inggris
pada tahun 1717
Sebagian peneliti Barat berkeyakinan bahwa Freemasonry sebenarnya
sudah didirikan di Skotlandia pada abad ke-14, disaat Ksatria Templar
ditumpas oleh Raja Perancis Philipe le Bel dan Paus Klemens V.
Freemason Era Soekarno
Di tahun 1945-1950an, loji-loji Freemasonry oleh kaum pribumi Indonesia
disebut pula sebagai “Rumah Setan” disebabkan ritual kaum Freemason
selalu melakukan pemanggilan arwah orang mati.
Soekarno, the first President of Indonesia
Lama-kelamaan hal ini mengusik istana, sehingga pada Maret 1950,
Presiden Soekarno memanggil tokoh-tokoh Freemasonry Tertinggi Hindia
Belanda yang berada di Loji Adhucstat (sekarang Gedung Bappenas-Menteng) untuk mengklarifikasi hal tersebut.
Di depan Soekarno, tokoh-tokoh Freemasonry ini mengelak dan
menyatakan jika istilah “Setan” mungkin berasal dari pengucapan kaum
pribumi terhadap “Sin Jan” (Saint Jean) yang merupakan salah satu tokoh
suci kaym Freemasonry. Walau mereka berkelit, namun Soekarno tidak
percaya begitu saja.
Akhirnya, Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961,
Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di
Indonesia.
Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun
1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan segala “derivat”nya
seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Blub, dan
Baha’isme. Sejak itu, loji-loji mereka disita oleh negara.
Freemason Era Gus Dur
Namun 38 tahun kemudian pada saat Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
terpilih menjadi presiden Indonesia ketiga, ia mencabut Keppres nomor
264/1962 tersebut dengan mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000
tanggal 23 Mei 2000.
Sejak itulah, keberadaan kelompok-kelompok Yahudi seperti Organisasi
Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge
(Loge Agung Indonesia) atau Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament
Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan
Organisasi Baha’i menjadi resmi dan syah kembali di Indonesia.
Sungguh ironis, Keppres no 69/2000 yang dikeluarkan oleh Gus Dur tersebut sampai sekarang masih saja berlaku dan belum dicabut.
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 69 TAHUN 2000
TENTANG
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN1962
TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMOKRASI, ROTARY CLUB,
DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMETSELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA),
MORAL REARMAMENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATION
OF ROSI CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
-
bahwa pembentukan organisasi sosial kemasyarakatan
dan keagamaan pada hakekatnya merupakan hak asasi setiap warganegara
Indonesia;
-
bahwa larangan terhadap organisasi-organisasi
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962,
dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip-prinsip demokrasi;
-
bahwa meskipun dalam kenyataannya Keputusan Presiden
Nomor 264 Tahun 1962 sudah tidak efektif lagi, namun untuk lebih
memberikan kepastian hukum perlu secara tegas mencabut Keputusan
Presiden tersebut;
-
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, b, dan huruf c di atas, maka dipandang perlu untuk mencabut
Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962;
Mengingat :
-
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
-
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3886);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN 1962
TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMO-KRASI, ROTARY CLUB, DIVINE
LIFE SOCIETY, VRIJMET-SELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA), MORAL
REARMA-MENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATION OF ROSI CRUCIANS
(AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I.
Pasal 1
Mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962
tentang Larangan Adanya Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine
Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral
Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians
(AMORC) dan Organisasi Baha’i.
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2000
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDURRAHMAN WAHID
Vatikan Melarang Freemason
Gereja Vatikan saja sudah lama mengharamkan anggotanya untuk menjadi
anggota organisasi-organisasi ini dan menyatakan jika ada anggota Gereja
Vatikan yang masuk menjadi angota maka dia dianggap telah keluar dari
Kekristenan.
Berbagai Papal Condemnation dikeluarkan untuk hal ini, salah satunya Humanus Genus yang dikeluarkan Paus Leo XIII di tahun 1884.
Awal Berdirinya Freemason
Pada tahun 1717 masehi, gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson.
Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi.
Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya.
Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari
London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang
jenderal Amerika (1809-1891). Organisasi ini sulit dilacak karena
strukturnya sangat rahasia, teratur, dan rapi.
Tujuan gerakan Freemasonry secara umum adalah:
1. Menghapus semua agama.
2. Menghapus sistem keluarga.
3. Mengkocar-kacirkan sistem politik dunia.
4. Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia dan merusak
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara-negara non-Yahudi atau
Goyim (sebutan dari bangsa lain di luar Yahudi).
Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan
Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha, di kota Al-Quds
(Yerussalem), mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan
Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para
cendekiawan Zionis.
Freemasonry secara bahasa terdiri dari dua kata, Free dan Mason. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Dengan demikian Freemasonry secara etimologis berarti “tukang-tukang bangunan yang merdeka”.
Secara hakikat, Freemasonry atau Al-Masuniyyah (dalam bahasa Arab) adalah sebuah organisasi Yahudi Internasional bawah tanah yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan.
Freemasonry di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan
pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh
sebagian orang. Tetapi maksud Freemasonry di sini adalah tidak terikat dengan ikatan pihak manapun kecuali sesama freemason.
Freemasonry berasal dari gerakan rahasia yang dibuat oleh
sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan
sebagai usaha untuk melawan pemeluk Masehi (Kristen, Islam, Budha, Hindu
dan semua agama kecuali Jews), dengan cara pembunuhan terhadap orang
per-orang.
Menurut buku ‘Kabut-kabut Freemasonry’, salah seorang yang disebut
sebagai pendirinya adalah Herodes Agrida I (meninggal 44 M). Ia dibantu
oleh dua orang Yahudi, Heram Abioud dan Moab Leomi. Freemasonry
selanjutnya menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi
maupun Islam.
Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London
di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala
gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi.
Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama
Freemasonry sebagai nama barunya. Sebagai pendirinya adalah Adam
Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan
dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891).
Selain
itu, tujuan mereka juga untuk mengibarkan bendera Israel, serta
mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan
dalam Protokol para cendekiawan Zionis.
Buku Protokol tersebut berisikan langkah-langkah yang telah
ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam
setiap rapat mereka, serta berisikan 24 bagian (ayat) yang mencakup
rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan
setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi, serta menyiapkan jalan
penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.
Dalam gerakannya, Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendekiawan dan hartawan
Goyim,
tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Hasil dari gerakan ini di
antaranya adalah mencetuskan tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi
Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris),
melahirkan tiga gerakan utama (Zionisme, Komunisme, dan Nazisme).
Freemansory terbagi ke dalam tiga tingkatan:
1. Majelis Rendah atau Freemansory Simbolis
2. Fremansory Majelis Menengah
3. Fremansory Majelis Tinggi.
Dalam penerimaan keanggotaan, Freemasonry tidak mempersoalkan agama
calon anggota. Bahkan calon anggota disumpah sesuai dengan agama yang
dianutnya. Dalam Freemasonry diadakan model kenaikan pangkat hingga
level ke-33 bagi orang-orang
Goyim.
Orang-orang yang berhasil dijaring kemudian diberikan tugas untuk
menyebarkan paham Freemasonry dan bekerja untuk merealisasikan
tujuannya.
Kecuali, perekrutan anggota menengah dan tinggi kelompok ini sangat
tertutup, bersifat rahasia dan sangat eksklusif. Anggotanya berasal dari
latar belakang profesi, agama, kepercayaan, dan kebangsaan yang
berbeda.
Gerakan Freemason Indonesia ada di Buku-Buku Sejarah
Namun meski ratusan tahun beroperasi di Nusantara, keberadaan Freemason
(Belanda:Vrijmetselaarij), nyaris tak tertulis dalam buku-buku sejarah.
Padahal, banyak literatur yang cukup memadai untuk dijadikan rujukan
penulisan sejarah tentang gerakan salah satu kelompok Yahudi di wilayah
jajahan yang dulu bernama Hindia Belanda ini.
Di antaranya adalah: Vrijmet selaarij: Geschiedenis, Maats chapelijke
Beteekenis en Doel (Freemason: Sejarah, Arti untuk Masyarakat dan
Tujuannya) yang ditulis oleh Dr Dirk de Visser Smith pada tahun 1931,
Geschiedenis der Vrymet selary in de Oostelijke en Zuidelijke Deelen
(Sejarah Freemason di Timur dan Selatan Bumi) yang ditulis oleh J
Hagemen JCz pada tahun 1886,
Geschiedenis van de Orde der Vrijmetselaren In Nederland Onderhoorige
Kolonien en Londen (Sejarah Orde Freemason di Nederland di Bawah
Kolonialisme) yang ditulis oleh H Maarschalk pada tahun 1872.
Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie
1767-1917 (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917),
yang diterbitkan secara resmi pada tahun 1917 oleh tiga loge besar.
Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidele (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya).
Di samping literatur yang sudah berusia ratusan tahun tersebut, pada
tahun 1994, sebuah buku berjudul Vrijmetselarij en samenleving in
Nederlands-Indie en Indonesie 1764- 1962 (Freemason dan Masyarakat di
Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962) ditulis oleh Dr Th Stevens,
seorang peneliti yang juga anggota Freemason.
Berbeda dengan buku-buku tentang Freemason di Hindia Belanda
sebelumnya, buku karangan Dr Th Stevens ini sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia pada tahun 2004.
Buku-buku yang mengungkap tentang sejarah keberadaan jaringan
Freemason di Indonesia sejak masa penjajahan tersebut, sampai saat ini
masih bisa dijumpai di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Bahkan,
Indisch Macconiek Tijdschrift (Majalah Freemason Hindia), sebuah
majalah resmi milik Freemason Hindia Belanda yang terbit di Semarang
pada 1895 sampai awal tahun 1940-an, juga masih tersimpan rapi di
perpustakaan nasional.
Selain karya Stevens dan H Maarschalk yang diterbitkan di negeri
Belanda, buku-buku lainnya seperti tersebut di atas, diterbitkan di
Semarang dan Surabaya, dua wilayah yang pada masa lalu menjadi basis
gerakan Freemason di Hindia Belanda, selain Batavia.
Keberadaan jaringan Freemason di Indonesia seperti ditulis dalam buku
Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917 adalah 150 tahun
atau 199 tahun, dihitung sejak masuknya pertama kali jaringan Freemason
di Batavia pada tahun 1762 sampai dibubarkan pemerintah Soekarno pada
tahun 1961.
Selama kurun tersebut Freemason telah memberikan pengaruh yang kuat
di negeri ini. Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda
1767-1917 misalnya, memuat secara lengkap operasional, para tokoh,
dokumentasi foto, dan aktivitas loge-loge yang berada langsung di bawah
pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman yang ditulis
oleh Tim Komite Sejarah Freemason ini adalah bukti tak terbantahkan
tentang keberadaan jaringan mereka di seluruh Nusantara.
Keterlibatan elite-elite pribumi, di antaranya para tokoh Boedi
Oetomo dan elite keraton di Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta, terekam
dalam buku kenang-kenangan ini. Radjiman Wediodiningrat, orang yang
pernah menjabat sebagai pimpinan Boedi Oetomo, adalah satu-satunya tokoh
pribumi yang artikelnya dimuat dalam buku kenang-kenangan yang menjadi
pegangan anggota Freemason di seluruh Hindia Belanda ini.
Radjiman yang masuk sebagai anggota Freemason pada tahun 1913,
menulis sebuah artikel berjudul ”Een Broderketen der Volken”
(Persaudaraan Rakyat). Radjiman pernah memimpin jalannya sidang Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Selain
Radjiman, tokoh-tokoh Boedi Oetomo lainnya yang tercatat sebagai anggota
Freemason bisa dilihat dalam paper berjudul The Freemason in Boedi
Oetomo yang ditulis oleh CG van Wering.
Kedekatan Boedi Oetomo pada masa-masa awal dengan gerakan Freemason
bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Adalah Dirk
van Hinloopen Labberton, pada 16 Januari 1909 mengadakan pidato umum
(openbare) di Loge de Sterinhet Oosten (Loji Bin – tang Timur) Batavia.
Dalam pertemuan di loge tersebut, Labberton memberikan ceramah berjudul,
”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya
dengan Boedi Oetomo).
Theosofi adalah bagian dari jaringan Freemason yang bergerak dalam
kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis
Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason. Apa misi
Freemason? Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia
Belanda dan Indonesia 1764-1962, karya Dr Th Steven dijelaskan misi
organisasi yang memiliki simbol Bintang David ini: ”Setiap insan Mason
Bebas mengemban tugas, di mana pun dia berada dan bekerja,untuk
memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar
manusia.”
Jadi, misi Freemason adalah “menghapus pemisah antar manusia!”. Salah
satu yang dianggap sebagai pemisah antarmanusia adalah ‘agama’. Maka,
jangan heran, jika banyak manusia berteriak lantang: ”semua agama adalah
sama”. Atau, ”semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang
sama-sama sah untuk menuju Tuhan yang satu.”
Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular.
Semboyannya: liberty, egality, fraternity. Sejak awal abad ke-18,
Freemasonry telah merambah ke berbagai dunia. Di AS, misalnya, sejak
didirikan pada 1733, Freemason segera menyebar luas ke negara itu,
sehingga orang-orang seperti George Washington, Thomas Jefferson, John
Hancock, Benjamin Franklin menjadi anggotanya.
Prinsip Freemasonry adalah ‘Liberty, Equality, and Fraternity’.
(Lihat, A New Encyclopedia of Freemasonry, (New York: Wing Books, 1996).
Harun Yahya, dalam bukunya, Ksatria-kstaria Templar Cikal Bakal Gerakan
Freemasonry (Terj), mengungkap upaya kaum Freemason di Turki Usmani
untuk menggusur Islam dengan paham humanisme.
Dalam suratnya kepada seorang petinggi Turki Usmani, Mustafa Rasid
Pasya, August Comte menulis, “Sekali Usmaniyah mengganti keimanan mereka
terhadap Tuhan dengan humanisme, maka tujuan di atas akan cepat dapat
tercapai.” Comte yang dikenal sebagai penggagas alir n positivisme juga
mendesak agar Islam diganti dengan positivisme. Jadi, memang erat
kaitannya antara pengembangan liberalisasi, sekularisasi, dan misi
Freemason. (republika/icc.wp.com)
Beberapa Anggota Fremason Terkenal di Dunia :
* Enrico Fermi
* Johann von Goethe
* Voltaire
* Duke Ellington
* Rudyard Kipling
* Louis Armstrong
* Winston Churchill
* Giuseppe Garibaldi
* Charles Lindbergh
Beberapa Presiden Amerika Serikat anggota Freemasonry:
o George Washington
o James Monroe
o Andrew Jackson
o Martin Van Buren
o James Polk
o James Buchanan
o Abraham Lincoln
o Andrew Johnson
o James Garfield
o William McKinley
o Theodore Roosevelt
o William Taft
o Warren Harding
o Franklin D. Roosevelt
o Harry Truman
o Lyndon Johnson
o Gerald Ford.
*****
GALLERIES:
Beberapa dari Loji-Loji yang sempat dibangun di Indonesia:
LOJI DI JAKARTA:
*****
LOJI DI BANDUNG:
*****
LOJI DI SEMARANG:
*****
LOJI DI MAGELANG:
*****
LOJI MATARAM (YOGYAKARTA)
*****
LOJI DI MAKASSAR
*****
LOJI DI PALEMBANG
*****
LOJI DI KUTA RAJA, BANDA ACEH
*****
TOKOH FREEMASON INDONESIA:
Komisaris
Jenderal (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (lahir di Bogor,
Jawa Barat, 7 Juni 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Agustus 1993 pada
umur 85 tahun) adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Kapolri; dulu bernama Kepala Djawatan Kepolisian Negara) pertama,
menjabat dari 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Pada tahun 1952
menjadi anggota dari loge Indonesia Purwo Daksia. Ia menjabat sebagai
Kepala kepolisian RI . Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung
Indonesia atau Federasi Nasional Mason. Ia juga menjabat sebagai ketua
dari Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting
Stiching.
*****
KEGIATAN FREEMASON INDONESIA:
Foto-foto diatas adalah BUKTI bahwa faham aliran satanic ini PERNAH TUMBUH SUBUR di Indonesia.
Dan setelah Gus Dur mencabut Surat Keputusan Presiden yang dibuat
presiden Soekarno, maka aliran ini mempunyai kesempatan besar untuk
muncul kembali di Indonesia.
Lambang VOC berakar dari simbol freemasonry
Mungkin pada masa lalu, keikutsertaan mereka pada kelompok ini hanya
untuk mencari sesuap nasi, atau mencari “aman” atau bisa pula hanya
karena masalah politik.
Tapi di era kebebasan informasi yang mutakhir seperti sekarang,
rahasia-rahasia perencanaan busuk dari kelompok ini mulai terbongkar.
Dan saat ini juga, sudah ada banyak penentang dari seluruh penjuru
dunia, dari berbagai ras manapun juga telah menjaga jarak dengan
kelompok ini.
Anggota kelompok freemason terkenal dengan kesantunan dan kebaikannya
dalam banyak hal, namun justru inilah strategi perilaku (behavior)
mereka untuk membuat simpati semua kalangan.
Dengan perilaku sopan dan santun serta baik tersebut justru membuat
orang tak percaya jika kelompok ini adalah kelompok satanic yang
fahamnya bersebrangan dengan kelompok believers yaitu orang beragama,
apapun agamanya.
Namun, mereka yang masuk kelompok ini, selama mereka bukan turunan
Yahudi (termasuk yang ada di foto-foto diatas) mereka tidak pernah tau
kalau mereka juga halal untuk dibunuh karena mereka hanyalah “Goyim”.
Anggota freemason merasa diri mereka adalah manusia sejati, selain
mereka adalah turunan monyet atau dalam bahasa mereka adalah “Goyim”.
*****
Anggota Freemason Malaysia
Freemason pernah menjadi isu di Malaysia apabila Haji Sulaiman
Palestina bertanding jawatan dalam UMNO. Ada dakwaan pemimpin tertentu
ditaja atau menjadi ahli Freemason untuk melonjak naik dalam hierarki
negara. Awal 1980-an isu ini kembali senyap dalam persidangan UMNO.
Lodge Freemason di Perak, Malaysia
Di Malaysia, cawangan Freemason beroperasi sebagai Loji Besar Daerah
Timur Tengah (District Grand Lodges of Middle East atau DGLME). DGLME
secara rasmi bermula di Kuala Lumpur pada 20 Oktober 1916.
Ia dipanggil Timur Tengah kerana pada awal kurun ke-19, setiap yang
berada antara timur India tidak termasuk timur jauh (Hong Kong, China
dan Jepun) dikenali sebagai Timur Tengah. Hanya pada kurun ke-20,
istilah Timur Tengah merujuk kepada negara Arab dan Teluk. Cawangan ini
bagaimanapun tidak mahu mengubah namanya kerana sudah biasa dengan nama
tersebut dan tradisinya.
DGLME ini meliputi bandar yang luas termasuk bandar lain di rantau ini:
• Singapura: 3 loji
• Kuala Lumpur: 3 loji
• Pulau Pinang: 1 loji
• lpoh: 1 loji
• Kuantan: 1 loji
• Kuching: 2 loji
• Port Dickson: 1 loji
• Port Klang: 1 loji
• Kelantan: 1 loji
• Taiping : 1 loji
• Kota Kinabalu: 1 loji
• Bangkok: 3 loji
• Pattaya: 1 loji
• Melaka: 1 logi (sumber:
wikipedia malaysia)
Malaysia Freemasons (Lodge Freemason di Perak):
Telah sangat jelas disini, bahwa Malaysia tidak mampu untuk dapat
lepas dari pengaruh Inggris dan Eropa. Para anggota Freemason Yahudi
memang membutuhkan goyim-goyim yang setia.
Namun sesetia apapun mereka, tetaplah hanya “Goyim” yang menurut para
freemason yahudi Goyim adalah monyet berwujud manusia dan tetap halal
untuk dibunuh.
FREEMASON DI SINGAPORE:
Freemasons’ Hall (Loji) in Singapore
Dan menurut faham ini, makhluk-makhluk Goyim (non Yahudi) adalah
layaknya monyet yang berujud manusia dan tak dosa jika dibunuh. Walau
mereka masuk anggota freemason sekalipun, namun mereka akan selalu
menjadi bawahan dikelompok tersebut, dan jika perlu suatu saat juga akan
dibinasakan.
Di dunia ini HANYA terdapat tiga kelompok besar, yaitu:
1. Believers, golongan orang yang percaya Tuhan, apapun tuhannya dan apapun agamanya… yg kedua adalah:
2. Unbelievers, termasuk golongan orang faham
atheis, komunis, scientology dan sejenisnya, yang tak percaya adanya
makhluk astral ataupun supranatural, tidak percaya adanya Tuhan dan tak
percaya agama serta tidak percaya adanya setan, dan golongan terakhir
adalah:
3. Satanism, yaitu golongan orang yang percaya
dengan kekuatan dan kebenaran setan dan sejenisnya yang akan membantu
mereka dan menghalalkan segala cara.
Golongan pertama (believers) selalu diserang oleh
kedua golongan yang lainnyakarena dianggap “menghambat” perkembangan
keduanya. Golongan pertama ini dianggap faham kuno yang masih mengakui
adanya kekuatan supranatural di alam lain dan sejenisnya.
Faham para believers dianggap tak terbukti dan hanya warisan nenek
moyang. Oleh karenannya golongan believers ini sering diadu domba dengan
cara masuk ke dalam komunitasnya dan menjadi seorang spiritual di dalam
kelompoknya lalu menyebarkan faham-faham “sempalan” dan membuatnya
terkotak-kotak menjadi banyak agama dan kepercayaan.
Golongan kedua (unbelievers) sebenarnya adalah
golongan yang netral. Mereka hidup mengejar kenikmatan dan kesempurnaan
duniawi semata, karena mereka tak percaya kehidupan setelah kematiannya
(life after death).
Karena hanya mengejar kepentingan duniawi, maka golongan unbelievers
ini biasanya menjadi “kaki-tangan” para kelompok satanism, alias
dimanfaatkan. Dengan adanya mereka, maka golongan satanism semakin susah
diteliti karena mereka hanya tinggal “duduk manis” saja, semua yang
mengerjakan program adalah golongan unbelievers tersebut. Juga dalam
kehidupan sehari-hari, golongan unbelievers ini menyebarkan cara pandang
hidup atau “way of life” yang jauh dari norma-norma kesantunan seperti
yang dianut golongan belevers.
Golongan ketiga (satanism) atau satanic ini adalah
golongan yang mengatur dunia secara dominan untuk saat ini. Dan hebatnya
mereka hanya dibelakang layar, hampir semua program mereka justru
dijalankan oleh para unbelievers dengan memanfaatkanya, dengan bayaran
ketenaran, kenikmatan dunia dan tentunya uang.
Golongan satanic ini cukup mengatur dari jauh, maka bawahannya akan
mengikutinya dan menjalaninya. Semua program yang dijalaninya selama ini
meneng sudah berjalan, sejak ribuan tahun lalu. Mereka juga bukan
“golongan baru” , keberadaan mereka sudah sangat lama bahkan sekitar
periode Nabi Nuh (Noah) mereka sudah eksis. Dan keberadaan mereka hingga
kini tak begitu kentara, walau tak banyak bukti, namun mata dan hati
kita dapat melihatnya…
Kira-kira, golongan mana yang akan anda pilih? jika anda ada di
golongan pertama, kini saatnya saling merapatkan barisan bersama-sama
dan hindari penyusupan dari luar…. just stay focus!!! (icc.wp.com)
+++
Artikel terkait Freemason lainnya yang WAJIB anda baca: