Gerakan Intelektual Islam

"Elemen terpenting bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak ==>kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif."

Jumat, 01 Juni 2012

Enam Langkah dalam Ilmu-Ilmu Humaniora

Mengurai enam langkah dalam Ilmu Humaniora. Bagaimana menjelaskan berbagai fenomena seperti turunnya angka kesuburan, pengangguran, atau masalah-masalah psikis? Untuk menjawab pertanyaan ini Jean-Michel Berthelot telah mengemukakan enam langkah diatas sebagai “skema cara pemahaman secara mudah” bagi ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Dalam realitas penelitian cara analisis ini saling mempengaruhi.
Langkah kausal menjelaskan sebuah fenomena (sindrom depresi, peningkatan angka perceraian dan sebagainya) dengan mengaitkannya dengan faktor lain. Langkah ini dengan meneliti berbagai korelasi antar variable untuk memisahkan faktor-faktor penjelas atau eksplikatifnya. Ini adalah suatu contoh dari cara yang dipergunakan Emile Durkheim dalam analisisnya tentang bunuh diri dengan variable-variabel lain seperti keanggotaan religious atau situasi kekeluargaan.
Langkah fungsional mempertanyakan tentang peran fenomena yang dikaji dalam sebuah sistem. Misalnya   apa fungsi sebuah ritus ditengah kelompoknya? Bagi antropolog Bronislaw Malinowski ritus-ritus keagamaan ini memiliki fungsi integrasi.
“Langkah struktural yang berasal dari linguistik pernah dipergunakan dalam antropologi Claude Levi-Strauss. Langkah ini bertujuan untuk mengetengahkan struktur-struktur ekonomi dan hubungan sosial secara mendalam.
Langkah penafsiran terutama diterapkan untuk input-input simbolik seperti suatu pidato atau pembicaraan impian atau sebuah arsitektur. Ini berkaitan dengan penjelasan tentang makna implisit yang bisa melengkapi sebuah fenomena. Seperti inilah yang dilakukan oleh S. Freud ketika menganalisis tindakan-tindakan yang luput dari pengamatan mislanya didalamnya ada mimpi yang dianggapnya sebagai pengungkap dorongan nirsadar dan terkekang.
Langkah tindakan menyatukan sekian banyak pendekatan yang secara bersama-sama menyadari suatu fenomena dengan mengacu pada tindakan agen yang dimaksud. Langkah ini sangat sering terjadi dalam sejarah dan ilmu-ilmu politik yang bisa menjelaskan suatu peristiwa dengan menganggap sebabnya pada keputusan tokoh-tokoh strategisnya (mislanya Napoleon dengan blockade Inggris, Lenin dengan komunisme peperangan).
Langkah dialektik berupa menganalisis sebuah fenomena sebagaimana dikembangkan dalam dinamikanya yang berubah karena kekuatan-kekuatan yang kontradiktif. Seperti inilah Jean Piaget menejelaskan perkembangan intelegensia sebagai sebuah logika ganda yang menkonfrontasikan skema-skema mental dengan pemaksaan realitas.

Sumber:
J-M. Berthelot, Intelegensia Sosial, Sosiologi, Philippe Cabin dan Jean Francois Dortier.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar